Pidato bahasa Inggris tentang pendidikan terbaru - Pidato bahasa Inggris sangatlah penting untuk dikuasai oleh siswa. Biasanya pidato bahasa Inggris tentang pendidikan digunakan untuk kegiatan lomba pidato dalam rangka memperingati hari pendidikan nasional. Di sini lah contoh pidato bahasa Inggris tentang pendidikan sangat diminati untuk sekedar menjadi referensi pembuatan naskah pidato bahasa Inggris tentang pendidikan. Dalam artikel sebelumnya, saya sudah berbagi cara menyusun naskah pidato dalam bahasa Inggris. Silakan dibaca lagi di sini ya: cara membuat pidato bahasa Inggris.
Pidato bahasa Inggris tentang pendidikan biasanya berisi tentang masalah pendidikan yang ada di Indonesia saat ini. Misalnya tentang pro dan kontra ujian nasional, kurikulum yang tidak tepat sasaran atau pendidikan yang berkaitan dengan kegiatan siswa, dan masih banyak lagi tema pidato bahasa Inggris yang bisa dikembangkan. Dengan adanya lomba pidato bahasa Inggris tentang pendidikan, siswa bisa berlatih keberanian dalam berbicara di depan umum, selain itu, siswa juga bisa menambah pengetahuan tentang pendidikan di samping meningkatkan aspek speaking dan kosakata bahasa Inggris tentunya. Nah dalam artikel kali ini saya akan mencoba berbagi contoh pidato bahasa Inggris tentang pendidikan. Semoga bisa menjadi inspirasi dan membantu kalian dalam menyiapkan naskah pidato bahasa Inggris.
Namun di sini saya hanya akan memberikan isi pidato bahasa Inggris nya saja, Untuk kata sambutan dan pembukaan pidato silakan dilihat di cara membuat pidato bahasa Inggris saja ya.
Pidato bahasa Inggris tentang pendidikan kritik terhadap UN
The true education is to sharpen the mind and soften the feeling - Tan Malaka
This quote inspires my speech about Indonesia's education system which aim and benefit are not clear, especially in matter of national examination.
I still remember Nurmillaty, high school student, who was disappointed with the national exam challenged the Education Minister, M. Nuh. Here is her open letter addressed to the Education Minister.
“Saya tantang Bapak untuk duduk dan mengerjakan soal Matematika yang kami dapat di UNAS kemarin selama dua jam tanpa melihat buku maupun internet. Jika Bapak bisa menjawab benar lima puluh persen saja, Bapak saya akui pantas menjadi Menteri. Kalau Bapak berdalih ‘ah, ini bukan bidang saya’, lantas Bapak anggap kami ini apa? Apa Bapak kira kami semua ini anak OSN? Apa Bapak kira kami semua pintar di Matematika, Fisika, Biologi, Kimia, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris sekaligus? Teganya Bapak menyuruh kami untuk lulus di semua bidang itu? Sudah sepercaya itukah Bapak pada kecerdasan kami?” - Nurmillaty
I really want to ask about the benefit of the national exam itself. Let's imagine, we study for three years and the graduation is determined only in four days (national exam). The school program that is supposed to guide students to learn creatively changes to such an educational institution how to do the national exam. This case gives an impact on changing students' mindset to concern on concern on the final result (pass the exam), not the learning process. So do not blame the Corruption eradication commission (KPK) if the corruption grows massively. But blame our educational system which creates students' mental of corruption. Because cheating, buying the answer key from the mafia, have become a habit that students usually do. Even some schools are involved in providing the answer key for the students.
In addition, parents and the school consider students who do not pass the exam embarrass the family and ruin the school's reputation. So that students, even the school justify any means to help students to pass the exam. So that there is a quote "It doesn't matter cheating, as long as isn't caught". It certainly has in common with "It's okay to corruption, as long as it's not caught", "Making affair is okay, as long as the wife doesn't know". It collapse the nation moral when the mindset of the next generation is bombarded by that quote.
I am sure, our teachers know the cheating activity during the national exam is underway. They are aware, but they remain silent for any reason. While in the farewell party, they proudly say, “CONGRATULATION, YOU PASS THE EXAM 100%!!". However, I am sure, their little heart says, “As a teacher, I have failed". They fail to educate their students' character and moral.
Hopefully, by the massive criticism addressed to national exam, the new education minister, Mr. Anies Baswedan is pleased to revise our educational system. In order to create the appropriate system, so that our eduation can guide students to be success in learning process.
Pidato bahasa Inggris tentang pendidikan kritik terhadap UN
Pendidikan sejatinya adalah untuk mempertajam pikiran dan memperhalus perasaan – Tan Malaka
Quote di atas menginspirasi pidato saya tentang sistem pendidikan Indonesia yang semakin tidak jelas manfaatnya, khususnya dalam masalah ujian nasional.
Masih segar dalam ingatan saya Nurmillaty, siswi SMA yang kecewa dengan UN menantang mendikbud. M. Nuh. Seperti ini lah bunyi surat terbukanya
“Saya tantang Bapak untuk duduk dan mengerjakan soal Matematika yang kami dapat di UNAS kemarin selama dua jam tanpa melihat buku maupun internet. Jika Bapak bisa menjawab benar lima puluh persen saja, Bapak saya akui pantas menjadi Menteri. Kalau Bapak berdalih ‘ah, ini bukan bidang saya’, lantas Bapak anggap kami ini apa? Apa Bapak kira kami semua ini anak OSN? Apa Bapak kira kami semua pintar di Matematika, Fisika, Biologi, Kimia, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris sekaligus? Teganya Bapak menyuruh kami untuk lulus di semua bidang itu? Sudah sepercaya itukah Bapak pada kecerdasan kami?” - Nurmillaty
Dalam hal ini, saya ingin mempertanyakan tentang manfaat dari ujian nasional itu sendiri. Coba bayangkan, selama 3 tahun kita belajar, dan nasib kelulusan hanya ditentukan dalam 4 hari saja. Program sekolah yang seharusnya mengawal siswa untuk belajar kreatif beralih fungsi menjadi seperti tempat bimbingan belajar yang berorientasi pada bagaimana cara mengerjakan soal UN. Tentunya hal ini berimbas pada perubahan pola pikir siswa yang mementingkan hasil akhir, yaitu lulus ujian.
Maka jangan salahkan KPK apabila kasus korupsi terus bertambah, tetapi salahkan system pendidikan kita yang secara tidak langsung membentuk mental korupsi pada siswa. Karena mencontek, membeli kunci jawaban dari mafia UN, sudah menjadi kebiasaan yang biasa dilakukan oleh siswa, bahkan tidak sedikit sekolah yang ikut terlibat dalam memberikan kunci jawaban kepada siswa. Selain itu, orang tua, bahkan masyarakat menganggap siswa yang tidak lulus membuat malu keluarga dan merusak reputasi sekolah. Sehingga siswa, bahkan pihak sekolah menghalalkan segala cara untuk meluluskan siswanya. Sehingga berlaku “Tidak masalah menyontek, asal tidak ketahuan”. Hal ini tentunya mempunyai kesamaan dengan “Tidak apa-apa korupsi, asal tidak ketahuan”, “tidak apa-apa selingkuh, asal istri tidak tahu”. Alangkah hancurnya moral bangsa apabila pola pikir generasi penerus dijejali dengan ungkapan yang seperti itu?
Saya yakin, Bapak dan Ibu guru sebenarnya mereka tahu kalau ada kecurangan selama ujian nasional berlangsung. Mereka sadar, namun memilih diam, karena berbagai alasan. Dalam momen perpisahan dengan bangganya para guru mengucapkan “SELAMAT ANDA LULUS 100%!!”. Namun, saya yakin dalam hati kecil mereka berkata,”Sebagai guru, saya telah gagal”. Mereka gagal dalam mendidik karakter siswanya.
Harapannya, dengan banyaknya kritikan terhadap UN, Menteri Pendidikan yang baru, Bapak Anies Baswedan berkenan untuk meninjau kembali system pendidikan kita. Supaya pendidikan kita dapat membimbing siswanya sukses dalam melewati proses belajar.
Nah itu tadi contoh pidato bahasa Inggris tentang pendidikan terbaru yang bisa saya berikan, semoga dengan adanya contoh pidato bahasa Inggris tersebut, bisa membantu kalian dalam mempersiapkan naskah pidato. Semoga bermanfaat. Terima kasih.
0 comments:
Post a Comment